Di pagi hari yang cerah di sekolah, senyum merekah terlihat di wajah anak-anak dan guru. Mereka ada di sana, Ado, Andi, dan Inez yang sedang bermain ular naga, sementara Jojo, Cici, dan Aufa sedang asyik bermain tapak gunung. Bermain bebas di lapangan merupakan kebutuhan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Selain itu, permainan tradisional juga dapat menstimulasi perkembangan motorik kasar dan melatih koordinasi tubuh, serta membiasakan anak untuk melakukan kerjasama dan kolaborasi melalui kegiatan yang menyenangkan.
Pagi pun menyambut dengan salam, "Assalamualaikum". Guru bertanya kepada anak-anak, "Bagaimana perasaannya hari ini?" dan anak-anak menjawab ceria, "Senang, Bu!" Guru pun tersenyum dan mengatakan, "Alhamdulillah, saya juga senang bertemu dengan anak-anak yang selalu semangat." Guru lalu mengingatkan anak-anak tentang proyek yang telah direncanakan sebelumnya, "Apakah masih ingat apa yang akan kita lakukan? Kemarin kita janjian mau membuat miniatur tubuh kita, Bu."
Anak-anak antusias mengikuti petunjuk guru dan melihat gambar sebagai contoh. Guru kemudian bertanya kepada anak-anak, "Apakah gambar orang ini memiliki persamaan dan perbedaan?" Anak-anak langsung mengamati teman-teman mereka. "Kita sama-sama punya kepala, badan, kaki, dan tangan. Tapi ada yang punya rambut keriting dan ada yang lurus. Ada yang punya mata bulat dan ada yang sipit. Ada yang kulitnya coklat dan ada yang putih. Ada yang gemuk dan ada yang kurus. Ada yang tinggi dan pendek," mereka dengan cerdas mengidentifikasi ciri-ciri teman-teman mereka dalam satu kelas.
Kini saatnya membuat miniatur tubuh. Guru bertanya kepada anak-anak, "Apa saja yang akan kita buat dalam miniatur tubuh kita? Bentuk tubuh seperti apa?" Anak-anak saling berdiskusi. "Aku mau pakai piring kertas buat mukanya bulat seperti aku," ujar salah satu anak. Guru mengiyakan, "Kita akan membuat miniatur tubuh Andi, berarti ya. Apakah setuju?" Anak-anak bersorak, "Setuju!" Guru pun menanyakan apakah mereka akan membuat miniatur tubuh sendiri-sendiri atau bersama-sama. Anak-anak memilih untuk membuat bersama-sama.
Proses pembuatan miniatur tubuh pun dimulai. Anak-anak antusias mengambil bahan-bahan yang telah disediakan, seperti potongan kayu, batu, ranting, rumput, buah, bunga, benang wol, dan bulu ayam. Mereka dengan kreatif dan cermat mulai menyusun bahan-bahan tersebut untuk membentuk kepala, muka, rambut, leher, badan, tangan, dan kaki miniatur tubuh Andi.
Setelah beberapa saat, miniatur tubuh Andi mulai terlihat jelas. Anak-anak saling membantu dan bekerja sama dalam proses pembuatan. Mereka saling memberikan ide dan saran untuk memperindah miniatur tubuh Andi. Ada yang mengatur rumput untuk menjadi rambut, ada yang menambahkan potongan buah sebagai wajah, dan ada yang menggunakan bulu ayam sebagai bulu mata. Hasil akhirnya, miniatur tubuh Andi terlihat sangat menggemaskan dan mirip dengan Andi aslinya.
Tidak hanya itu, anak-anak juga sangat bersemangat dalam membuat miniatur tubuh mereka sendiri. Mereka dengan penuh kreativitas dan imajinasi menggabungkan berbagai bahan menjadi sebuah miniatur tubuh yang unik dan menggambarkan diri mereka sendiri. Ada yang membuat miniatur tubuh dengan warna kulit yang sama seperti kulit mereka, ada yang menambahkan hobi atau kegemaran mereka dalam miniatur tubuh, dan ada yang mengekspresikan kepribadian mereka melalui miniatur tubuh yang mereka buat.
Setelah selesai membuat miniatur tubuh, anak-anak dengan bangga memamerkan karyanya kepada teman-teman dan guru. Mereka bercerita tentang proses pembuatan dan makna di balik miniatur tubuh yang mereka buat. Guru pun memberikan apresiasi atas kreativitas dan kerjasama yang ditunjukkan oleh anak-anak. "Kalian semua luar biasa! Miniatur tubuh kalian sangat indah dan unik, seperti kalian semua yang istimewa," ujar guru dengan penuh kebanggaan.
Selain dari proyek miniatur tubuh, anak-anak juga menikmati waktu bermain di lapangan. Mereka berlari-lari kecil, bermain ular naga, dan bermain tapak gunung dengan riang gembira. Mereka belajar tentang kebersamaan, sportivitas, dan kegembiraan dalam bermain. Mereka juga belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui aktifitas fisik di pagi hari.
Kegiatan di sekolah pagi hari ini menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak. Mereka belajar tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam hal sosial, emosional, dan fisik. Mereka belajar tentang kerjasama, kreativitas, dan menghargai perbedaan. Mereka juga belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui aktifitas fisik. Semua itu dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan menghibur, sehingga anak-anak senang dan bersemangat untuk belajar dan bermain di sekolah.
Di akhir hari, anak-anak pulang dengan senyuman di wajah mereka. Mereka merasa bahagia dan puas dengan apa yang telah mereka pelajari dan capai hari ini. Guru pun merasa bangga melihat perkembangan anak-anak dalam menghadapi tantangan, bekerja sama, dan berkreasi. Kegembiraan mereka dalam bermain ular naga dan tapak gunung di sekolah pagi hari ini menjadi kenangan indah yang akan mereka simpan dalam hati mereka.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar